tag:blogger.com,1999:blog-53034906197571522262024-03-14T02:45:45.915+07:00PhotographyHendihttp://www.blogger.com/profile/14437913732360579390noreply@blogger.comBlogger7125tag:blogger.com,1999:blog-5303490619757152226.post-48243067787581589772012-05-25T10:42:00.002+07:002012-05-25T10:48:49.616+07:00“CATATAN SEJARAH KESULTANAN BANTEN”<br />
<div style="text-align: justify;">
Dalam <i>Tambo Tulangbawang</i>, <i>Primbon Bayah</i>, dan berita Cina, orang menyebut daerah Banten dengan nama <i>Medanggili</i>. Sebutan ini setidak-tidaknya berlaku hingga abad ke-13. Sementara itu, sumber Cina yang berjudul <i>Shung Peng Hsiang Sung</i>,
yang diperkirakan ditulis tahun 1430, memberitakan bahwa Banten
merupakan suatu tempat yang berada dalam beberapa rute pelayaran yang
dibuat Mao’Kun pada sekitar tahun 1421. Rute pelayaran itu adalah
Tanjung Sekong-Gresik-Jaratan; Banten-Timor; Banten Demak;
Banten-Banjarmasing; Kreug (Aceh)-Barus-Pariaman-Banten. Sementara dalam
buku <i>Ying-Yai-She-Lan (</i>1433) Banten disebut <i>Shut’a </i>yang sangat dekat pelafalannya dengan Sunda. Buku ini merupakan laporan ekspedisi Laksamana <i>Cheng Ho</i> dan <i>Ma Huan</i> ke beberapa tempat di Pulau Jawa.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span id="more-2807"></span><a href="http://humaspdg.files.wordpress.com/2010/04/bantam1596.jpg"><img alt="" class="aligncenter size-full wp-image-2798" height="324" src="http://humaspdg.files.wordpress.com/2010/04/bantam1596.jpg?w=500&h=324" title="bantam1596" width="500" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam catatan orang Eropa yang berasal dari catatan laporan perjalanan <i>Tome Pires</i>
(1513), Banten digambarkan sebagai sebuah kota pelabuhan yang ramai dan
berada di bawah kekuasaan Kerajaan Sunda. Catatan itu menjelaskan juga
bahwa Banten merupakan sebuah kota niaga yang baik karena terletak di
sebuah teluk dan muara sungai. Kota ini dikepalai oleh seorang
syahbandar dan wilayah niaganya tidak hanya menjangkau Sumatera
melainkan juga sampai di Kepulauan Maldwipa. Barang dagangan utama yang
diekspor dari pelabuhan ini ialah lada, beras, dan berbagai jenis
makanan lainnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Selain dari sumber asing, ada juga sumber lokal yang menyebut-nyebut Banten. <i>Carita Parahiyangan </i>yang ditulis pada tahun 1518 menyebutkan adanya sebuah tempat yang bernama <i>Wahanten Girang</i> yang terletak agak ke pedalaman. <i>Wahanten Girang</i> dapat dihubungkan dengan nama Banten, bahkan oleh sebagian orang nama kota ini dipandang sebagai kata asal bagi nama Banten.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada pertengahan abad ke-16, Banten bukan hanya sebagai pelabuhan
dagang saja, melainkan juga telah tumbuh sebagai pusat kekuasaan
(kerajaan). Kesultanan Banten didirikan oleh dua unsur utama, yaitu
kekuatan politik dan kekuatan ekonomi. Kekuatan politik yang merintis
beridirnya Kesultanan Banten terdiri atas tiga kekuatan utama yaitu
Demak, Cirebon, dan Banten sendiri dengan Sunan Gunung Jati, Fatahillah,
dan Maulana Hasanuddin sebagai pelopornya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perintisannya diawali dengan kegiatan penyebaran agama Islam,
kemudian pembentukkan kelompok masyarakat muslim, penguasaan daerah
secara militer (1526), dan akhirnya penguasaan daerah secara politik
sampai berdirinya suatu pemerintahan yang berdiri sendiri yang diberi
nama Kesultanan Banten.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kekuatan kedua yang melahirkan Kesultanan Banten adalah para pedagang
muslim, baik para pedagang setempat maupun para pedagang yang berasal
dari daerah lainnya. Kenyataan ini didukung oleh suatu kenyataan bahwa
sejak awal abad ke-15 Masehi di pesisir utara teluk Banten telah tumbuh
kantong kantong permukiman orang-orang muslim.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masalahnya sekarang adalah siapakah yang mendirikan Kesultanan
Banten? Pertanyaan ini perlu dikemukakan mengingat sampai saat ini masih
terdapat dua versi. Versi pertama yang mendirikan Kesultanan Banten
adalah Maulana Hasanudin dan versi kedua menyatakan bahwa Sunan Gunung
Jati merupakan pendiri Kesultanan Banten bersamaan dengan Kesultanan
Cirebon.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut pendapat pertama, Pangeran Hasanudin atas petunjuk ayahnya,
Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati), mendirikan Kota Surosowan
sebagai ibukota kerajaan. Setelah kota itu selesai dibangun, Maulana
Hasanudin kemudian diangkat sebagai penguasa pertama Banten, yang pada
waktu itu belum berdaulat karena masih berada di bawah pengaruh
kekuasaan Kerajaan Sunda. Pendapat ini didasarkan pada sebuah teks yang
berbunyi :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://humaspdg.files.wordpress.com/2010/04/resize-of-p3315765-1.jpg"><img alt="" class="aligncenter size-full wp-image-2799" height="352" src="http://humaspdg.files.wordpress.com/2010/04/resize-of-p3315765-1.jpg?w=500&h=352" title="Resize of P3315765 (1)" width="500" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Pada waktu itu di Banten sedang timbul </i></b><i><b>huru hara yang disebabkan oleh</b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>Pangeran Sabakingkin, putera Susuhunan Jatipurba dengan para</b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>pengikutnya … orang-orang muslim dan para muridnya, bertambahtambah</b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>dengan kedatangan angkatan bersenjata Demak dan Cirebon</b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>yang telah berlabuh di Pelabuhan Banten, kemudian menyerang dan</b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>memukul … angkatan bersenjata Budha-prawa. Adipati Banten dan</b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>para pengikutnya melarikan diri masuk ke hutan belantara menuju ke</b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>arah tenggara ke kota besar Pakuan Pajajaran. Setelah itu dinobatkanlah</b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>Pangeran Sabakingkin di Negeri Banten dengan gelar Pangeran</b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>Hasanudin oleh ayahnya dipertuan bagi seluruh Daerah Sunda yang</b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>berpusat di Paserbumi yaitu negeri Cirebon </b></i><b><i>atau Carage …”</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b> </b></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut pendapat pertama ini, pengangkatan Maulana Hasanudin sebagai
penguasa Banten terjadi tahun 1552, tepat ketika usianya menginjak 27
tahun.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pendapat ini ditolak oleh Hoesein Djajadiningrat yang berpendapat
bahwa pendiri Kerajaan Banten bukanlah Maulana Hasanudin, melainkan
Sunan Gunung Jati. Selain mendirikan Kerajaan Banten, ia pun mendirikan
Kerajaan Cirebon. Sunan Gunung Jati merupakan orang yang mengangkat
anaknya, Maulana Hasanudin, sebagai Raja Banten Ke-2. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa pada mulanya Banten merupakan tempat kedudukan
Sunan Gunung Jati selaku raja dan Cirebon dikatakan sebagai mandalanya.
Ketika Sunan Gunung Jati pindah ke Cirebon, Banten seolah-olah hanya
menjadi suatu kabupatian saja atau seolah-olah hanya merupakan bagian
dari Kerajaan Cirebon. Dengan demikian, Sunan Gunung Jati membawahi
Banten dan Cirebon sekaligus.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam sumber tradisional, penguasa Banten Girang yang bernama Pucuk
Umun putra Prabu Seda berhasil ditaklukan oleh Syeh Nurullah (Sunan
Gunung Jati). Dengan penaklukan itu, Syeh Nurullah menjadi penguasa baru
di Banten dan telah meletakkan dasar Kerajaan Banten sehingga ia bisa
dianggap sebagai pendiri Kerajaan Banten.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://humaspdg.files.wordpress.com/2010/04/the-old-missigit-of-bantam.jpg"><img alt="" class="alignleft size-full wp-image-2803" src="http://humaspdg.files.wordpress.com/2010/04/the-old-missigit-of-bantam.jpg?w=500" title="The old missigit of Bantam" /></a> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suksesi
kekuasaan di Banten pertama kali terjadi sekitar tahun 1552 yang
diawali oleh peristiwa terbunuhnya Sultan Trenggana, Sultan Demak Ke-3,
dalam serangan Demak ke Panarukan tahun 1546. Peristiwa ini berdampak
pada melemahnya pengawasan Demak atas Banten. Peristiwa lain yang
mendorong terjadinya suksesi di Banten adalah wafatnya Pangeran Pasarean
pada 1552. Ia merupakan putera Sunan Gunung Jati yang dipercaya
memegang tahta Cirebon mewakili dirinya. Pada tahun itu juga, Sunan
Gunung Jati kembali ke Cirebon dan seiring dengan itu, Sunan Gunung Jati
menyerahkan tahta Banten kepada Hasanudin, puteranya dari hasil
perkawinan dengan Nyai Kawunganten, puteri Pajajaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Meskipun Sunan Gunung Jati dapat dianggap sebagai pendiri Kerajaan
Banten, tetapi Pangeran Hasanuddin merupakan orang pertama yang menyusun
kekuatan dan kekuasaan Banten sebagai negara yang berdiri sendiri.
Pangeran Hasanudin-lah yang memerdekan Banten dari Demak sehingga
menjadi kerajaan yang merdeka. Sementara pada masa Sunan Gunung Jati
(1525-1552), Banten merupakan kerajaan <i>vazal</i> Kesultanan Demak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam membangun Kerajaan Banten, Hasanudin menekankan pada bidang
spiritual dan material. Bidang spiritual ditempuh dengan penyebaran
agama Islam yang dilakukannya dari tahun 1515 hingga 1552. Sementara
itu, bidang material dilakukan dengan memelihara dan mengembangkan
kegiatan perniagaan dan pertanian yang telah ada serta mempertahankan
kedudukan dan peranan Banten sebagai kota pelabuhan. Hal ini
dimungkinkan oleh karena Banten telah menjadi pelabuhan tempat
persinggahan saudagar-saudagar yang sedang menempuh jalan niaga Asia
tradisional.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Para saudagar ini membeli rempah-rempah dari wilayah Indonesia bagian
timur untuk dibawa ke negara-negara di Asia Barat dan Eropa. Dalam
melakukan aktivitas perniagaannya, para saudagar ini menggunakan jalur
perairan Nusa Tenggara, pantai utara Pulau Jawa, Selat Sunda, pantai
Barat Sumatera, dan terus ke India. Jalur niaga ini semakin banyak
dipergunakan oleh para saudagar, terutama saudagar Islam, seiring dengan
jatuhnya Malaka ke tangan Portugis tahun 1511. Oleh karena Portugis
menganggap musuh terhadap para saudagar Islam, mereka tidak mau berlabuh
di Malaka. Bahkan lebih dari itu, saudagar saudagar Islam yang telah
menetap di Malaka pun banyak yang pindah ke kota kota pelabuhan lain, di
antaranya ke Banten dan Cirebon. Meskipun Banten dan Cirebon menjadi
tempat menetap para saudagar Islam, namun hanya Banten-lah yang
mengalami kemajuan yang pesat karena kedudukannya lebih strategis
dibandingkan dengan Cirebon.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://humaspdg.files.wordpress.com/2010/04/image006.jpg"><img alt="" class="alignleft size-full wp-image-2800" src="http://humaspdg.files.wordpress.com/2010/04/image006.jpg?w=500" title="image006" /></a> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika
Sunan Gunung Jati masih memegang kekuasaan atas Banten, ia bersama-sama
dengan Fatahillah dan Pangeran Hasanudin berhasil merebut pelabuhan
terpenting Kerajaan Sunda, yakni Sunda Kalapa, pada 1527. Keberhasilan
ini ditandai dengan diubahnya nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta. Nilai
strategis dari peristiwa ini adalah <b>pertama</b>, Banten memegang peranan lebih penting dan dapat menarik perdagangan lada ke pelabuhannya; <b>kedua</b>, Banten telah menggagalkan usaha Portugis di bawah pimpinan <i>Henrique de Leme</i> yang hendak merealisasikan perjanjian dengan Raja Sunda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain menaklukan Sunda Kalapa, beberapa daerah di luar Pulau Jawa
yakni Lampung, Bengkulu, dan Selebar yang berbatasan dengan Sumatera
Barat berhasil dimasukkan juga ke dalam wilayah kekuasaan Banten.
Ekspansi ini dilakukan agar Banten dapat menguasai seluruh perairan
Selat Sunda yang sangat strategis bagi kepentingan pelayaran dan
perdagangan Banten serta bertujuan untuk memperluas kebun lada.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maulana Hasanuddin wafat pada tahun 1570 dan dimakamkan di samping
Masjid Agung Banten. Maulana Hasanudin merupakan orang yang membangun
Keraton Surosowan dan dikenal oleh rakyatnya sebagai penguasa yang
sangat bijaksana. Oleh karena itu, setelah ia wafat, rakyatnya
memberikan gelar anumerta <i>Pangeran Surosowan Panembahan Sabakingkin</i>.
Julukan ini memiliki makna filosofis bahwa pendiri Keraton Surosowan
adalah Maulana Hasanudin yang sangat bijaksana. Dengan wafatnya Maulana
Hasanudin, rakyat Banten merasakan duka cita yang amat mendalam dan
merindukan adanya kebijaksanaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maulana Hasanuddin kemudian digantikan oleh Maulana Yusuf, putra
pertamanya, sebagai penguasa Banten kedua yang memerintah tahun
1570-1580. Masa pemerintahannya lebih menitikberatkan pada pengembangan
kota, keamanan wilayah, perdagangan, dan pertanian, di samping
melanjutkan politik ekspansi ayahnya. Dalam upaya perluasan wilayah,
daerah pedalaman kerajaan Sunda, termasuk pusat pemerintahannya (Pakuan
Pajajaran), berhasil diduduki oleh pasukan Banten yang dibantu oleh
Cirebon pada tahun 1579 sehingga Kerajaan Sunda akhirnya runtuh. Para
ponggawa yang ditaklukkan lalu diislamkan dan masing-masing dibiarkan
memegang jabatannya semula. Dengan demikian, gangguan keamanan yang
dikhawatirkan datang dari Pajajaran sudah berkurang. Maulana Yusuf dapat
lebih memusatkan perhatiannya pada pembangunan sektor ekonomi dan
pertanian. Proses selanjutnya adalah ditetapkannya batas wilayah
kekuasaan antara Banten dengan Cirebon, yaitu Sungai Citarum dari muara
sampai ke daerah pedalamannya (Cianjur sekarang).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan demikian, pada masa Maulana Yusuf-lah wilayah Kesultanan
Banten membentang dari pesisir utara sampai ke wilayah pedalaman.
Menurut sumber setempat, diceritakan bahwa pada masa ini, daerah yang
sekarang menjadi Kabupaten Lebak, dikenal dengan nama daerah Jagat
Kidul. Daerah ini masih belum aman karena masih sering terjadi
kekacauan. Untuk mengamankan Jagat Kidul, penguasa Banten memerintahkan
Dalem Jasinga, Rd. Mas Tirta Kusumah, untuk mengamankan daerah selatan
ini. Untuk melaksanakan perintah penguasa Banten itu, Dalem Jasinga
pindah dari Jasinga (Bogor) ke Bayah yang diikuti oleh seluruh perangkat
pemerintahannya. Sementara itu, dengan pindahnya Dalem Jasinga ke
Bayah, Jasinga berubah status hanya menjadi setingkat kademangan. Jadi,
menurut sumber lokal ini, cikal-bakal Kabupaten Lebak itu berasal dari
Jasinga dan pertama kali memerintah Jagat Kidul di daerah Bayah. Saat
ini, di daerah Bayah terdapat petilasan yang diyakini sebagai makam Rd.
Mas Tirta Kusumah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="wp-caption aligncenter" id="attachment_2801" style="text-align: justify; width: 509px;">
<a href="http://humaspdg.files.wordpress.com/2010/04/petilasan.jpg"><img alt="" class="size-full wp-image-2801" src="http://humaspdg.files.wordpress.com/2010/04/petilasan.jpg?w=500" title="petilasan" /></a><br />
<div class="wp-caption-text">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Makam
ini diyakini oleh masyarakat Bayah sebagai makam Rd. Mas Tirta Kusumah,
Dalem Jasinga yang diperintahkan oleh penguasa Banten untuk mengamankan
daerah Jagat Kidul. Daerah yang diperintah oleh Dalem Jasinga Sepeninggalnya Maulana Yusuf, Kesultanan
Banten dilanda konflik perebutan tahta kesultanan. Dua orang yang
memperebutkan tahta Kesultanan Banten adalah Maulana Muhammad Nasrudin
dan Pangeran Jepara. Muhammad Nasrudin merupakan putera dari Maulana
Yusuf dan baru berusia sembilan tahun ketika Maulana Yusuf meninggal
dunia. Oleh karena Maulana Muhammad baru berusia sembilan tahun,
Pangeran Jepara merasa dirinya berhak atas tahta Banten karena ia adik
Maulana Yusuf. Untuk mewujudkan keinginannya itu, Pangeran Jepara
berusaha menyerang Banten dengan mengerahkan pasukannya dari arah laut.
Akan tetapi, serangan tersebut menemui kegagalan dan Pangeran Jepara
menghentikan upayanya untuk menduduki tahta Banten. Salah satu faktor
yang menyebabkan kegagalan serangan ini adalah dukungan penuh kaum ulama
kepada Maulana Muhammad Nasrudin untuk menduduki tahta Banten meskipun
usianya belum cukup dewasa. Untuk menjamin kelangsungan kekuasaannya,
segala urusan pemerintahan ditangani oleh Mangkubumi dan sebagai
penguasa Banten, Maulana Muhammad berada di bawah bimbingan seorang <i>kadi </i>(hakim agung).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Kegagalan Pangeran Jepara untuk menduduki tahta Banten berdampak
secara politik karena Banten mulai dapat menegakkan kedudukannya dengan
sedikit demi sedikit membebaskan dari pengaruh kerajaan-kerajaan Jawa
Tengah. Pergolakan serta pergeseran kekuasaan di Jawa Tengah yakni Demak
dapat ditundukkan oleh Pajang (1581) dan kemudian Pajang oleh Mataram
merupakan faktor pendorong kedua berdaulatnya Kesultanan Banten.
Demikianlah, Maulana Muhammad menduduki tahta Banten menggantikan
Maulana Yusuf yang kemudian bergelar K<i>anjeng Ratu Banten Surosowan atau Pangeran Ratu ing Banten </i>(1580-1596.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maulana Muhammad berkehendak untuk mengembangkan perniagaan
Kesultanan Banten dengan cara menguasai rute pelayaran dari dan ke Selat
Malaka. Untuk mewujudkan kehendaknya itu, ia kemudian melakukan upaya
untuk mengusai Palembang yang memang terletak tidak terlalu jauh dari
rute pelayaran tersebut. Meskipun demikian, kehendak mengusai rute
pelayaran itu tidaklah murni keinginan Maulana Muhammad, karena ia pun
mendapat pengaruh kuat dari Pangeran Mas yang berambisi menduduki tahta
di Palembang. Untuk menundukan Palembang, Maulana Muhammad yang
didampingi oleh Mangkubumi dan Pangeran Mas mengerahkan sekitar 200
kapal perang. Selain itu, Maulana Muhammad pun memerintahkan Lampung,
Seputih, dan Semangka untuk mengerahkan tentaranya melakukan serangan
dari darat. Dalam pertempuran beberapa hari di sekitar Sungai Musi,
Maulana Muhammad tewas dan tidak lama kemudian pasukan Banten kembali ke
negaranya tanpa membawa hasil apapun. Setelah dikebumikan di serambi
Masjid Agung Banten, Maulana Muhammad kemudian dikenal dengan sebutan <i>Prabu Seda ing Palembang </i>atau <i>Pangeran Seda ing Rana</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sepeninggal Maulana Muhammad, sejak tahun 1596, tahta Kesultanan
Banten diserahkan kepada Abul Mafakhir Mahmud Abdul Kadir yang baru
berusia lima bulan. Ia merupakan anak satu-satunya Maulana Muhammad dari
pernikahannya dengan Ratu Wanagiri, putri Mangkubumi. Untuk menjalankan
roda pemerintahan Mangkubumi Jayanagara ditunjuk sebagai walinya hingga
ia meninggal dunia tahun 1602 yang kemudian digantikan oleh adiknya.
Akan tetapi, pada tanggal 17 Nopember 1602 ia dipecat karena berkelakuan
tidak baik. Untuk menghilangkan kekhawatiran terjadinya konflik di
antara pangeran dan pembesar kerajaan, perwalian atas diri sultan
diserahkan sepenuhnya kepada Nyai Gede Wanagiri. Selain itu, jabatan
mangkubumi pun dihapuskan dari struktur kekuasaan Kesultanan Banten,
karena jabatan ini pun menjadi rebutan di kalangan pangeran dan pembesar
kerajaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://humaspdg.files.wordpress.com/2010/04/image006.jpg"><img alt="" class="alignleft size-full wp-image-2800" src="http://humaspdg.files.wordpress.com/2010/04/image006.jpg?w=500" title="image006" /></a> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada
bulan Januari 1624, Sultan Abdul Mufakhir Mahmud Abdulkadir (1596-1651)
sepenuhnya memegang kekuasaan atas Kesultanan Banten, karena ia
dipandang sudah cukup dewasa. Penyerahan kekuasaan ini dilakukan oleh
Pangeran Arya Ranamanggala39 sebagai mangkubumi terakhir Kesultanan
Banten. Setelah memegang tahta Kesultanan Banten, bidang pertanian,
pelayaran, dan kesehatan rakyat menjadi perhatian utama Sultan Banten
ini. Selain itu, Ia pun berhasil menjalin hubungan diplomatik dengan
negara-negara lain, terutama dengan negara-negara Islam. Pada 1636,
penguasa Arab di Mekkah memberikan sultan kepada dirinya sehingga dialah
penguasa Banten pertama yang memakai gelar sultan. Sultan Abdul
Mufakhir bersikap tegas terhadap siapapun yang mau memaksakan
kehendaknya kepada Banten. Misalnya ia menolak mentah-mentah kemauan VOC
yang hendak memaksakan monopoli perdagangan di Banten.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Keinginan VOC untuk melakukan monopoli perdagangan lada merupakan
sumber konflik antara Banten dan VOC. Konflik tersebut semakin menajam,
seiring dengan semakin kuatnya kedudukan VOC di Batavia yang dikuasai
mereka sejak 1619. Untuk mewujudkan keinginan tersebut, VOC menerapkan
blokade terhadap pelabuhan niaga Banten dengan melarang dan mencegat <i>jung-jung </i>dari
Cina dan perahu-perahu dari Maluku yang akan berdagang ke pelabuhan
Banten. Blokade ini mengakibatkan pelabuhan Banten menjadi tidak
berkembang sehingga mendorong orang-orang Banten untuk memprovokasi VOC
dengan cara menjadi “perompak” di laut dan “perampok” di darat.
Tindakan ini dibalas oleh VOC dengan melakukan ekspedisi ke Tanam,
Anyer, Lampung, dan Kota Banten sendiri berkali-kali diblokade. Situasi
ini mendorong terjadinya perang antara Banten dan VOC pada bulan
Nopember 1633. Enam tahun kemudian, kedua belah pihak menandatangani
perjanjian perdamaian meskipun selama dua dasawarsa berikutnya hubungan
mereka tetap tegang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://humaspdg.files.wordpress.com/2010/04/belanda-jpeg.jpg"><img alt="" class="aligncenter size-full wp-image-2805" src="http://humaspdg.files.wordpress.com/2010/04/belanda-jpeg.jpg?w=500" title="belanda-jpeg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sepeninggalnya Sultan Abdul Mufakhir Mahmud Abdul Kadir pada 10 Maret
1651, dan kedudukannya sebagai Sultan Banten digantikan oleh Pangeran
Adipati Anom Pangeran Surya, putra Abu al-Ma’ali Ahmad, ketegangan
dengan VOC terus berlanjut. Bahkan dapatlah dikatakan bahwa puncak
konflik dengan VOC terjadi ketika Kesultanan Banten berada di bawah
kekuasaan Pangeran Adipati Anom Pangeran Surya yang memiliki gelar <i>Sultan Abu Al Fath Abdul Fattah Muhammad Syifa Zaina Al Arifin </i>atau lebih dikenal dengan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1684).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sultan Ageng Tirtayasa selain seorang ahli strategi perang, ia pun
menaruh perhatian besar terhadap perkembangan pendidikan agama Islam di
Banten. Untuk membina mental para prajurit Banten, didatangkan guru-guru
agama dari Arab, Aceh, dan daerah lainnya. Salah seorang guru agama
tersebut adalah seorang ulama besar dari Makassar yang bernama Syekh
Yusuf gelar <i>Tuanta Salamaka </i>atau <i>Syekh Yusuf Taju’l Khalwati</i>, yang kemudian dijadikan <i>mufti agung</i>, sekaligus guru dan menantu Sultan Ageng Tirtayasa.</div>
<div style="text-align: justify;">
Selain mengembangkan perdagangan, Sultan Ageng Tirtayasa berupaya
juga untuk memperluas wilayah pengaruh dan kekuasaan ke wilayah
Priangan, Cirebon, dan sekitar Batavia. Politik ekspansi ini dilakukan
oleh Sultan Ageng Tirtayasa dengan tujuan untuk mencegah perluasan
wilayah kekuasaan Mataram dan perluasaan kekuasaan VOC yang dilakukan
dengan cara memaksakan monopoli perdagangan di Banten. Sultan Ageng
Tirtayasa meneruskan usaha kakeknya mengirimkan tentara Banten untuk
melakukan gangguan-gangguan terhadap Batavia sebagai balasan bagi
tindakan VOC yang terus-menerus merongrong kedaulatan Banten. Pada 1655,
VOC mengajukan usul agar Sultan Banten segera memperbaharui perjanjian
damai yang dibuat tahun 1645. Oleh Sultan Ageng Tirtayasa usul itu
ditolak karena selama VOC ingin menang sendiri, pembaharuan itu tidak
akan mendatangkan keuntungan bagi Banten.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://humaspdg.files.wordpress.com/2010/04/banten2.jpg"><img alt="" class="alignleft size-full wp-image-2804" src="http://humaspdg.files.wordpress.com/2010/04/banten2.jpg?w=500" title="banten2" /></a> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Usaha
Sultan Ageng Tirtayasa baik dalam bidang politik diplomasi maupun di
bidang pelayaran dan perdagangan dengan bangsa-bangsa lain semakin
meningkat. Pelabuhan Banten makin ramai dikunjungi para pedagang asing
dari Persi (Iran), India, Arab, Cina, Jepang, Pilipina, Malayu, Pegu,
dan lainnya. Demikian pula dengan bangsa-bangsa dari Eropa yang
bersahabat dengan Inggris, Perancis, Denmark, dan Turki. Sultan Ageng
Tirtayasa telah membawa Banten ke puncak kemegahannya. Di samping
berhasil memajukan pertanian dengan sistem irigasi ia pun berhasil
menyusun kekuatan angkatan perangnya, memperluas hubungan diplomatik,
dan meningkatkan volume perniagaan Banten sehingga Banten menempatkan
diri secara aktif dalam dunia perdagangan internasional di Asia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam mengembangkan negaranya, Sultan Banten bukan tidak menghadapi
kesulitan dan tantangan. Kehidupan perniagaan biasa menimbulkan
persaingan di kalangan kelompok-kelompok pedagang yang kadang-kadang
merugikan dan menyulitkan Banten. Orang Belanda termasuk pedagang yang
sering mendatangkan kesulitan bagi Banten. Armada Belanda yang
berpangkalan di Batavia beberapa kali melakukan blokade terhadap
pelabuhan Banten untuk memaksakan kehendaknya guna menjalankan monopoli
perdagangan, seperti terjadi tahun 1655 dan 1657. Bahkan tahun
berikutnya (1658) terjadi bentrokan senjata selama sekitar satu tahun
antara pasukan Banten dan VOC di daerah Angke, Tangerang, dan di
perairan Banten. Selain itu, hubungan Banten dengan Mataram pun sering
diwarnai oleh ketegangan, akibat besarnya keinginan Mataram untuk
berkuasa atas seluruh Pulau Jawa dan menjadikan Banten berada di bawah
kekuasaannya, tetapi Banten selalu menolaknya. Hal itu terjadi, misalnya
pada tahun 1628 dan 1649.47 Keadaan itu semua memaksakan Banten harus
meningkatkan kekuatan militernya dan sering mengirimkan kelompok pasukan
ke daerah perbatasan dengan Batavia dan Mataram.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Banten menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif. Banten
membuka pintu kepada siapa pun yang mau berhubungan baik dan kerja sama
dengan Kesultanan Banten. Sebaliknya, siapa pun akan dipandang tidak
bersahabat, bila mengganggu kedaulatan Banten. Kesultanan Banten aktif
membina hubungan baik dan kerjasama dengan berbagai pihak di sekitarnya
atau di tempat yang jauh sekalipun. Sekitar tahun 1677 Banten mengadakan
kerjasama dengan Trunojoyo yang sedang memberontak terhadap Mataram.
Dalam pada itu, dengan Makasar, Bangka, Cirebon, dan Indrapura dijalin
hubungan baik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Demikian pula hubungannya dengan Cirebon, sejak awal telah terjadi
hubungan erat dengan Cirebon melalui pertalian keluarga (kedua keluarga
keraton adalah keturunan Syarif Hidayatullah) dan kerjasama bidang
keagamaan, militer, dan diplomatik. Dalam hal ini, Cirebon pernah
membantu Banten dengan mengirim pasukan militer dalam upaya menduduki
ibukota Kerajaan Sunda. Sebaliknya, Banten membantu Cirebon dalam
membebaskan dua orang putera Panembahan Girilaya, yaitu Pangeran
Martawijaya dan Pangeran Kartawijaya, yang ditahan di ibu kota Mataram
dan pasukan Trunojoyo di Kediri tahun 1677. Walaupun begitu, hubungan
Banten dengan Cirebon pernah pula diwarnai oleh suasana lain. Jika
terjadi konflik antara Banten dengan Mataram, Cirebon selalu bersikap
netral, walaupun kadang-kadang Banten mendesak Cirebon agar memihak
kepadanya dan kadang-kadang Mataram mendesak Cirebon agar berpihak
kepadanya.50 Di samping itu, atas jasa Banten dalam membebaskan dan
mengembalikan Pangeran Martawijaya dan Pangeran Kartawijaya dari tahanan
Mataram dan tentara Trunojoyo serta mengembalikan mereka ke Cirebon,
bahkan mengangkatnya menjadi Sultan di Cirebon, sejak 1676 kekuasaan
Banten masuk ke dalam keraton Cirebon. Hal ini berlangsung sampai tahun
1681, ketika Cirebon menjalin hubungan dan kerjasama dengan VOC.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://humaspdg.files.wordpress.com/2010/04/the-old-missigit-of-bantam.jpg"><img alt="" class="alignleft size-full wp-image-2803" src="http://humaspdg.files.wordpress.com/2010/04/the-old-missigit-of-bantam.jpg?w=500" title="The old missigit of Bantam" /></a> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain
membawa Banten ke puncak kejayaannya, era kepemimpinan Sultan Ageng
Tirtayasa diwarnai pula dengan konflik antara Banten dengan VOC yang
semakin memuncak. Pada awalnya, Sultan Ageng Tirtayasa berusaha mengajak
Mataram untuk secara bersama-sama menghadapi VOC. Akan tetapi, usaha
tersebut gagal dilakukan seiring dengan lemahnya kepemimpinan Sunan
Amangkurat II yang telah menandatangani perjanjian dengan VOC yang
sangat merugikan Mataram. Dengan adanya perjanjian Sultan Ageng
Tirtayasa tidak bisa memutuskan hubungan Mataram dengan VOC sehingga
perhatiannya ditujukan terhadap Cirebon. Ia berupaya membangkitkan
perlawanan rakyat Cirebon terhadap VOC, meskipun tetap mengalami
kegagalan. Dengan demikian, Sultan Ageng Tirtayasa harus berhadapan
sendiri dengan VOC.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bersamaan dengan itu, Banten mengalami perpecahan dari dalam, putra
mahkota Sultan Abu Nasr Abdul Kahar yang dikenal dengan Sultan Haji
diangkat jadi pembantu ayahnya mengurus urusan dalam negeri. Sedangkan
urusan luar negeri dipegang oleh Sultan Ageng Tirtayasa dan dibantu oleh
putera lainnya, Pangeran Arya Purbaya. Pemisahan urusan pemerintahan
ini tercium oleh wakil Belanda di Banten, W. Caeff yang kemudian
mendekati dan menghasut Sultan Haji. Karena termakan hasutan VOC, Sultan
Haji menuduh pembagian tugas ini sebagai upaya menyingkirkan dirinya
dari tahta kesultanan. Agar tahta kesultanan tidak jatuh ke tangan
Pangeran Arya Purbaya, Sultan Haji kemudian bersekongkol dengan VOC
untuk merebut tahta kekuasaan Banten. Persekongkolan ini dilakukan oleh
Sultan Haji setelah Sultan Ageng Tirtayasa lebih banyak tinggal di
keraton Tirtayasa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
VOC, yang sangat ingin menguasai Banten, bersedia membantu Sultan
Haji untuk mendapatkan tahta kesultanan. Untuk itu, VOC mengajukan empat
syarat yang mesti dipenuhi oleh Sultan Haji. <b>Pertama</b>, Banten harus menyerahkan Cirebon kepada VOC. <b>Kedua</b>,
VOC akan diizinkan untuk memonopoli perdagangan lada di Banten dan
Sultan Banten harus mengusir para pedagang Persia, India, dan Cina dari
Banten. <b>Ketiga</b>, apabila ingkar janji, Kesultanan Banten harus membayar 600.000 ringgit kepada VOC. <b>Keempat</b>, pasukan Banten yang menguasai daerah pantai dan pedalaman Priangan harus segera ditarik kembali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oleh karena dijanjikan akan segera menduduki tahta Kesultanan Banten,
persyaratan tersebut diterima oleh Sultan Haji. Dengan bantuan pasukan
VOC, pada tahun 1681 Sultan Haji melakukan kudeta kepada ayahnya dan
berhasil menguasai istana Surosowan. Istama Surosowan tidak hanya
berfungis sebagai tempat kedudukan Sultan Haji, tetapi juga sebagai
simbol telah tertanamnya kekuasaan VOC atas Banten. Melihat situasi
politik tersebut, tanggal 27 Pebruari 1682 pasukan Sultan Ageng
Tirtayasa Istana Surosowan untuk mengepung Sultan Haji dan VOC yang
telah menduduki Istana Surosowan. Serangan itu dapat menguasai kembali
Istana Surosowan dan Sultan Haji segera dibawa ke loji VOC serta
mendapat perlindungan dari Jacob de Roy.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mengetahui bahwa Sultan Haji telah berada di bawah perlidungan VOC,
pasukan Sultan Ageng Tirtayasa bergerak menuju loji VOC untuk
menghancurkannya. Di bawah pimpinan Kapten Sloot dan W. Caeff, pasukan
Sultan Haji bersama-sama dengan pasukan VOC mempertahankan loji itu dari
kepungan pasukan Sultan Ageng Tirtayasa. Akibat perlawanan yang sangat
kuat dari pasukan Sultan Ageng Tirtayasa, bantuan militer yang dikirim
dari Batavia tidak dapat mendarat di Banten. Akan tetapi, setelah ada
kepastian bahwa VOC akan diberi izin monopoli perdagangan di Banten oleh
Sultan Haji, pada 7 April 1682 bantuan dari Batavia itu memasuki Banten
di bawah komando Tack dan De Saint Martin. Dengan kekuatan yang besar,
pasukan VOC menyerang Keraton Surosowan dan Keraton Tirtayasa serta
berhasil membebaskan loji VOC dari kepungan Sultan Ageng Tirtayasa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Meskipun demikian, Sultan Ageng Tirtayasa terus melakukan perlawanan
hebat yang dibantu oleh orang-orang Makassar, Bali, dan Melayu. Markas
besar pasukannya ada di Margasama yang diperkuat oleh sekitar 600 sampai
800 orang prajurit di bawah komando Pangeran Suriadiwangsa. Sementara
itu, Pangeran Yogya mempertahankan daerah Kenari dengan kekuatan sekitar
400 orang; Kyai Arya Jungpati dengan jumlah pasukan sekitar 120 orang
mempertahankan daerah Kartasana. Sekitar 400 orang mempertahankan daerah
Serang; 400 sampai 500 orang mempertahankan daerah Jambangan; sebanyak
500 orang berupaya untuk mempertahankan Tirtayasa; dan sekitar 100 orang
memperkuat daerah Bojonglopang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Serangan hebat yang dilakukan oleh pasukan VOC berhasil mendesak
barisan Banten sehingga Margasana, Kacirebonan, dan Tangerang dapat
dikuasai juga oleh VOC. Sultan Ageng kemudian mengundurkan diri ke
Tirtayasa yang dijadikan pusat pertahanannya. Tanara dan Pontang juga
diperkuat pertahanannya. Di Kademangan ada pasukan sekitar 1.200 orang
di bawah pimpinan Arya Wangsadiraja. Mereka cukup lama dapat bertahan,
tetapi pada tanggal 2 Desember 1682 Kademangan akhirnya jatuh juga
setelah terjadi pertempuran sengit antara kedua pasukan. Dalam
serangkaian pertempuran ini di kedua belah pihak banyak yang gugur.
Sebagian pasukan Banten mengungsi ke Ciapus, Pagutan, dan Jasinga.
Dengan jatuhnya pertahanan Kademangan, tinggal Tirtayasa yang menjadi
bulan-bulanan VOC. Serangan umum dimulai dari daerah pantai menuju
Tanara dan Tangkurak. Pada tanggal 28 Desember 1682 pasukan Jonker,
Tack, dan Miichielsz menyerang Pontang, Tanara, dan Tirtayasa serta
membakarnya. Ledakan-ledakan dan pembakaran menghancurkan keraton
Tirtayasa. Akan tetapi Sultan Ageng Tirtayasa berhasil menyelamatkan
diri ke pedalaman. Pangeran Arya Purbaya juga berhasil lolos dengan
selamat dengan terlebih dahulu membakar benteng dan keratonnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pihak VOC berusaha beberapa kali untuk mencari Sultan Ageng Tirtayasa
dan membujuknya untuk menghentikan perlawanan dan turun ke Banten.
Untuk menangkap Sultan Ageng Tirtayasa, VOC memerintahkan Sultan Haji
untuk menjemput ayahnya. Ia kemudian mengutus 52 orang keluarganya ke
Ketos dan pada malam menjelang tanggal 14 Maret 1683 iring-iringan
Sultan Ageng Tirtayasa memasuki Istana Surosowan. Setibanya di Istana
Surosowan, Sultan Haji dan VOC segera menangkap Sultan Ageng Tirtayasa
dan dipenjarakan di Batavia sampai ia meninggal tahun 1692. Penangkapan
itu telah mengakhiri peperangan Banten melawan VOC sehingga berkibarlah
kekuasaan VOC di wilayah Banten.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Meskipun demikian, rakyat Banten masih melakukan perlawanan walaupun
semuanya tidaklah begitu berarti. Tidak lama setelah itu, dengan restu
VOC, Sultan Haji dinobatkan menjadi Sultan Banten (1682-1687). Penobatan
ini disertai beberapa persyaratan sehingga Kesultanan Banten tidak lagi
memiliki kedaulatan. Persyaratan tersebut kemudian dituangkan dalam
sebuah perjanjian yang ditandatangani pada 17 April 1684 yang isinya
sebagai berikut.</div>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Bahwa semua pasal serta ayat yang tercantum pada perjanjian 10 Juli
1659 mendapat pembaharuan, dan pasal yang masih dipercayai dan
menguntungkan bagi kedua belah pihak akan dipelihara baik-baik tanpa
pembaharuan. Di samping itu kedua belah pihak menganggap sebagai kedua
kerajaan yang bersahabat yang dapat memberikan keuntungan bagi kedua
belahnya. Tambahan bahwa Sultan Banten tidak boleh memberikan bantuan
apa pun kepada musuh-musuh VOC, baik berupa senjata, alat perang atau
bahan perbekalan, demikian pula halnya kepada sahabat VOC dan terutama <i>sunan </i>atau <i>susuhunan </i>atau
putera-putera mahkota Cirebon tidak boleh mencoba melakukan penyerangan
atau permusuhan karena ketenangan dan perdamaian di Jawa bagaimanapun
harus terlaksana. </li>
<li>Dan oleh karena penduduk kedua belah pihak harus ada ketenangan dan
bebas dari segala macam pembunuhan dan perampokan yang dilakukan oleh
orang-orang jahat di hutan-hutan dan pegunungan, maka orang Banten
dilarang mendatangi daerah termasuk Jakarta baik di sungai-sungainya
maupun di anak-anak sungainya. Sebaliknya juga bagi orang Jakarta tidak
boleh mendatangi daerah dan sungai ataupun anak sungainya yang ternasuk
Banten. Kecuali kalau disebabkan keadaan darurat masing-masing
diperbolehkan memasuki daerah tersebut tetapi dengan surat izin jalan
yang sah, dan kalau tidak maka akan dianggap sebagai musuh yang dapat
ditangkap atau dibunuh tanpa memutuskan perjanjian perdamaian itu.</li>
<li>Dan karena harus diketahui dengan pasti sejauh mana batas daerah
kekuasaan yang sejak jaman lampau telah dimaklumi, maka tetap ditentukan
daerah yang dibatasi oleh Sungai Untung Jawa (Cisadane) atau Tanggerang
dari pantai laut hingga pegunungan sejauh aliran sungai tersebut dengan
kelokannya dan kemudian menurut garis lurus dari daerah selatan hingga
utara sampai di lautan selatan. Bahwa semua tanah di sepanjang Sungai
Untung Jawa atau Tanggerang akan menjadi milik atau ditempati VOC.</li>
<li>Dalam hal itu setiap kapal VOC atau kepunyaan warganya, begitu pula
kepunyaan Sultan Banten dan warganya, jika terdampar atau mendapat
kecelakaan di laut Jawa dan sumatera, harus mendapat pertolongan baik
penumpangnya atau pun barangbarangnya.</li>
<li>Bahwa atas kerugian, kerusakan yang terjadi sejak perjanjian tahun
1659 yang diakibatkan oleh Sultan dan kesultanan Banten sebagaimana
telah jelas dinyatakan pada tahun 1680 oleh utusan Banten dan demikian
pula akibat pembunuhan dan perampokan oleh Pangeran Aria Sura di loji
VOC sehingga ada pembunuhan kepala VOC Jan van Assendelt, dan segala
kerugian-kerugian lainnya harus diganti oleh Sultan dengan uang sejumlah
12.000 ringgit kepada VOC.</li>
<li>Setelah perjanjian ditandatangani dan disahkan oleh kedua belah
pihak maka baik tentara pengawal, pembunuh atau pelanggar hukum VOC atau
juga orang partikelir yang bersalah tanpa membedakan golongan atau
kebangsaan dari sini atau dari tempat lainnya di daerah VOC, jika datang
ke daerah Banten atau tempat lain yang ada di bawah daerah hukum VOC
akan segera ditahan dan kemudian diserahkan kembali kepada perwakilan
VOC.</li>
<li>Bahwa karena Banten tidak merupakan satu-satunya penguasa terhadap
Cirebon maka harus dinyatakan bahwa kekuasaan raja-raja Cirebon dapat
ditinjau kembali sebagai sahabat yang bersekutu di bawah perlindungan
VOC yang juga di dalam ikatan perdamaian dan persahabatan ini telah
dimengerti oleh kedua belah pihak.</li>
<li>Bahwa berkenaan dengan isi perjanjian tahun 1659 pasal empat dimana
dinyatakan bahwa VOC tidak perlu memberikan sewa tanah atau rumah untuk
loji, maka menyimpang dari hal itu VOC akan menentukan pembayaran
kembali dengan cara debet.</li>
<li>Sultan berkewajiban untuk di waktu yang akan datang tidak mengadakan
perjanjian atau persekutuan atau perserikatan dengan kekuatan atau
bangsa lain karena bertentangan dengan isi perjanjian ini.</li>
<li>Karena perjanjian ini harus tetap terpelihara dan berlaku terus
hingga masa yang akan datang, maka Paduka Sri Sultan Abdul Kahar Abu
Nasr beserta keturunannya harus menerima seluruh pasal dalam perjanjian
ini, dan dimaklumi, dianggap suci, dipercayai dan benar-benar akan
dilaksanakan dan kemudian oleh segenap pembesar kerajaan tanpa penolakan
sebagaimana pula dari pihak VOC yang diwakili oleh misi komandan dan
Presiden Francois Tack, Kapten Herman Dirkse Wanderpoel, pedagang
Evenhart van der Schuer, dan kapten bangsa Melayu Wan Abdul Bagus dari
atas nama Gubernur Jenderal VOC dan Dewan Hindia juga atas nama Dewan
Jenderal VOC Belanda.</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
Perjanjian ini ditandatangani oleh kedua belah pihak, dari pihak
Banten diwakili oleh Sultan Abdul Kahar, Pangeran Dipaningrat, Kiyai
Suko Tajuddin, Pangeran Natanagara, dan Pangeran Natawijaya, sementara
dari pihak Belanda diwakili oleh Komandan dan Presiden Komisi Francois
Tack, Kapten Herman Dirkse Wonderpoel, Evenhart van der Schuere, serta
kapten bangsa Melayu Wan Abdul Bagus. Perjanjian itu sangat jelas
meniadakan kedaulatan Banten karena dengan perjanjian itu segala sesuatu
yang berkaitan dengan urusan dalam dan luar negeri harus atas
persetujuan VOC. Dengan ditandatanganinya perjanjian itu, selangkah demi
selangkah VOC mulai menguasai Kesultanan Banten dan sebagai simbol
kekuasaannya, pada tahun 1684-1685 VOC mendirikan sebuah benteng
pertahanan di bekas benteng kesultanan yang dihancurkan. Selain itu,
didirikan pula benteng Speelwijk sebagai bentuk penghormatan kepada
Speelman yang menjadi Gubernur Jenderal VOC dari tahun 1682 sampai
dengan 1685. Demikian pula Banten sebagai pusat perniagaan antarbangsa
menjadi tertutup karena tidak ada kebebasan melaksanakan politik
perdagangan, kecuali atas izin VOC.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penderitaan rakyat semakin berat bukan saja karena pembersihan atas
pengikut Sultan Ageng Tirtayasa serta pajak yang tinggi karena sultan
harus membayar biaya perang, tetapi juga karena monopoli perdagangan
VOC. Rakyat dipaksa untuk menjual hasil pertaniannya terutama lada dan
cengkeh kepada VOC dengan harga yang sangat rendah. Pedagang-pedagang
bangsa Inggris, Perancis, dan Denmark diusir dari Banten dan pindah ke
Bangkahulu, karena banyak membantu Sultan Ageng Tirtayasa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan kondisi demikian, sangatlah wajar kalau masa pemerintahan
Sultan Haji banyak terjadi kerusuhan, pemberontakan, dan kekacauan di
segala bidang yang ditimbulkan oleh rakyat. Selain menghadapi
penentangan dari rakyatnya sendiri, Sultan Haji pun menghadapi suatu
kenyataan bahwa VOC merupakan tuan yang harus dituruti segala
kehendaknya. Karena tekanan-tekanan itu, akhirnya Sultan Haji jatuh
sakit hingga meninggal dunia pada tahun 1687.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jenazahnya dimakamkan di sebelah utara mesjid agung Banten, sejajar
dengan makam ayahnya. Sepeninggal Sultan Haji terjadilah perebutan
kekuasaan di antara anak-anaknya. Pertingkaian itu dapat diselesaikan
setelah Gubernur Jenderal VOC van Imhoff turun tangan dengan mengangkat
anak pertama, Pangeran Ratu menjadi Sultan Banten dengan gelar Sultan
Abu’l Fadhl Muhammad Yahya (1687-1690). Ternyata Sultan Abu’l Fadhl
termasuk orang yang sangat membenci Belanda. Ditatanya kembali Banten
yang sudah porak poranda itu. Akan tetapi baru berjalan tiga tahun, ia
jatuh sakit yang mengakibatkan kematiannya. Jenazahnya dimakamkan di
samping kanan makam Sultan Hasanuddin di Pasarean Sabakingkin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oleh karena Sultan Abu’l Fadhl Muhammad Yahya tidak mempunyai anak,
tahta kesultanan diserahkan kepada adiknya Pangeran Adipati dengan gelar
Sultan Abu’l Mahasin Muhammad Zainul Abidin juga biasa disebut Kang
Sinuhun ing Nagari Banten yang menjadi gelar sultan-sultan Banten
berikutnya. Ia memerintah dari tahun 1690 sampai 1733.61 Putra Sultan
Abu’l Mahasin yang sulung meninggal dunia dibunuh orang sehingga yang
menggantikan tahta kesultanan pada tahun 1733 adalah putra keduanya yang
kemudian bergelar Sultan Abulfathi Muhammad Shifa Zainul Arifin
(1733-1747).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada masa pemerintahan Sultan Zainul Arifin ini sering terjadi
pemberontakan rakyat yang tidak senang dengan perlakuan VOC yang sudah
di luar batas kemanusiaan. Memang pada awal abad ke-18 terjadi perubahan
politik VOC dalam pengelolaan daerah yang dikuasainya. Monopoli
rempah-rempah dianggapnya sudah tidak menguntungkan lagi karena Inggris
sudah berhasil menanam cengkeh di India sehingga harga cengkeh di Eropa
pun turun. Oleh karena itu, VOC mengalihkan usahanya dengan menanam tebu
dan kopi di samping rempah-rempah yang kemudian hasilnya harus dijual
kepada VOC dengan harga yang telah ditetapkan secara sepihak oleh VOC.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk keperluan penanaman tebu dan kopi itu, VOC banyak membutuhkan
tanah yang luas dan tenaga kerja murah. Maka mulailah penaklukkan
daerah-daerah pedalaman. Raja yang menguasai daerah itu diharuskan
menanam tebu atau kopi yang kemudian hasilnya harus dijual kepada VOC
dengan harga yang sudah ditentukan. Rakyat dipaksa menanami sebagian
tanahnya dengan tebu atau kopi yang hasilnya harus dijual kepada raja,
yang kemudian menjualnya kembali kepada VOC. Sering terjadi, VOC membeli
kopi dari raja seharga 21 ringgit per pikul, sedangkan raja membayar
hanya 5 ringgit kepada petani. Demikian pula cara penimbangan yang
semberono, jenjang birokrasi perdagangan yang berbelit-belit,
menyebabkan kerugian pada rakyat petani. Sebagai gambaran dapatlah
dikemukakan sebagai berikut: Sultan menjual lada kepada VOC seharga 15
mat Spanyol per bahar (375 pon), sedangkan sultan sendiri membelinya
dari pejabat yang ditunjuknya seharga 7,8 atau 9 mat Spanyol, dan
pejabat tersebut membeli dari rakyat seharga 4 mat Spanyol yang
dibayarnya dengan cara penukaran barang kebutuhan sehari-hari seperti
garam, kain, beras, dan lauk-pauk yang diperhitungkan dengan harga
tinggi, sehingga si petani hampir tidak mendapat apa-apa dari hasil
buminya itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara itu, di keraton pun terjadi keributan dan kekacauan
pemerintahan. Sultan Zainul Arifin tidak mampu melepaskan diri dari
pengaruh Ratu Syarifah Fatimah, seorang janda seorang letnan Melayu di
Batavia yang dinikahi dan dijadikan permaisurinya. Ketidakberdayaan itu
terlihat dari keputusan Sultan Zainul Arifin yang membatalkan penunjukan
Pangeran Gusti sebagai putra mahkota. Atas pengaruh Ratu Syarifah
Fatimah dan persetujuan VOC, Sultan Zainul Arifin mengangkat Pangeran
Syarif Abdullah, menantu Ratu Fatimah dari suaminya yang terdahulu,
menjadi putra mahkota. Setelah dibatalkan sebagai putra mahkota, atas
suruhan Ratu Syarufah Fatimah, Pangeran Gusti disuruh pergi ke Batavia
dan di tengah perjalanan ditangkap tentara VOC dan diasingkan ke Sailan
pada tahun 1747. Tidak lama setelah menantunya diangkat menjadi putra
mahkota, Ratu Syarifah Fatimah memfitnah suaminya gila sehingga sultan
ditangkap oleh VOC dan diasingkan ke Ambon sampai meninggal. Sebagai
gantinya Pangeran Syarif Abdullah dinobatkan sebagai Sultan Banten pada
tahun 1750 dengan gelar Sultan Syarifuddin Ratu Wakil. Meskipun
demikian, Ratu Fatimah-lah yang memegang kuasa atas pemerintahan di
Kesultanan Banten.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kecurangan yang dilakukan Ratu Fatimah ini bagi rakyat dan sebagian
pembesar negeri merupakan suatu penghinaan besar dan penghianatan yang
sudah tidak bisa diampuni lagi sehingga rakyat pun melakukan perlawanan
bersenjata. Di bawah pimpinan Ki Tapa dan Ratu Bagus Buang, mereka
menyerbu Surosowan. Strategi yang diterapkan oleh Ki Tapa dan Ratu Bagus
Buang adalah membagi pasukannya menjadi dua kelompok. Kelompok pertama
yang dipimpin oleh Ratu Bagus Buang diberi tugas untuk melakukan
penyerangan ke Kota Surasowan. Sementara itu, Ki Tapa memimpin kelompok
kedua dengan tugas mencegat bantuan pasukan VOC dari Batavia. Hanya
dengan bantuan tambahan yang didatangkan langsung dari Negeri Belanda,
VOC dapat memukul mundur pasukan Ki Tapa dan Ratu Bagus Buang. Untuk
melanjutkan perjuangannya, Ki Tapa menyingkir ke daerah pedalaman Banten
dan menjadikan Sajira yang terletak di Lebak sebagai salah satu pusat
pertahanannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk menenangkan rakyat Banten, Gubernur Jenderal VOC Jacob Mossel,
memerintahkan wakilnya di Banten untuk menangkap Ratu Syarifah Fatimah
dan Sultan Syarifuddin yang dianggapnya sebagai sumber kekacauan.
Keduanya kemudian diasingkan ke daerah Maluku, Ratu Fatimah ke Saparua
dan Sultan Syarifuddin ke Banda. Tidak lama setelah itu, tepatnya pada
1752, VOC mengangkat Pangeran Arya Adisantika, adik Sultan Zainul
Arifin, menjadi Sultan Banten dengan gelar Sultan Abulma’ali Muhammad
Wasi’ Zainal ‘Alimin. Selain itu, Jacob Mossel pun segera mengembalikan
Pangeran Gusti dari tempat pengasingannya dan ditetapkan sebagai putra
mahkota.66 Akan tetapi dengan pengangkatan itu, Sultan Abulma’ali harus
menandatangani perjanjian dengan VOC yang isinya semakin memperkuat dan
mempertegas kekuasaan VOC atas Banten. Isi perjanjian itu selengkapnya
berbunyi sebagai berikut.</div>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Banten di bawah kuasa penuh VOC Belanda walaupun pemerintahan tetap di tangan Sultan.</li>
<li>Sultan akan mengirim utusan ke Batavia setiap tahun sambil membawa upeti berupa lada yang jumlahnya ditetapkan VOC.</li>
<li>Hanya VOC Belanda yang boleh mendirikan benteng di Banten.</li>
<li>Banten hanya boleh menjual kopi dan tebu kepada VOC saja.</li>
<li>Sejalan dengan bunyi pasal 4, banyaknya produksi kopi dan tebu di Banten haruslah ditentukan VOC.</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
Perjanjian itu sangat merugikan Banten sehingga Pangeran Gusti,
beberapa pangeran, dan pembesar keraton lainnya menjadi gusar. Rakyat
kembali mengadakan hubungan dengan Ki Tapa di Sajira, Lebak. Di bawah
kepemimpinan Ki Tapa dan Ratu Bagus Buang kembali mengangkat senjata
menentang VOC.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara itu, para pangeran dan pembesar keraton melakukan
pengacauan di dalam kota. Dengan susah payah VOC akhirnya dapat
melumpuhkan seranganserangan tersebut. Perlawanan rakyat yang dipimpin
oleh Ki Tapa dan Ratu Bagus Buang, mengakibatkan Sultan Abulma’ali
Muhammad Wasi’zainul ‘Alamin menyerahkan kekuasaannya kepada Pangeran
Gusti. Pada tahun 1753 Pangeran Gusti dinobatkan menjadi sultan dengan
gelar Abu’l Nasr Muhammad ‘Arif Zainul ‘Asiqin (1753-1773).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perlawanan rakyat Banten terhadap hegemoni VOC terus berlangsung.
Bahkan setelah Pemerintah Kerajaan Belanda mengambil alih kekuasaan dari
tangan VOC, perlawanan rakyat tersebut tidaklah menjadi menurun.
Sepanjang abad ke-19, daerah Banten terus menerus dilanda konflik
senjata antara pasukan Banten dengan Pemerintah Hindia Belanda. Untuk
mengatasi perlawanan ini, pada 1809 Gubernur Jenderal Daendels menghapus
Kesultanan Banten dan bekas wilayahnya dibagi dua menjadi Caringin dan
Serang. Ketika kekuasaan berpindah ke tangan Sir Stamford Raflles
terjadi lagi perubahan wilayah di bekas Kesultanan Banten. Sejak tahun
1813, daerah ini dibagi menjadi empat kabupaten yaitu :</div>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Kabupaten Banten Lor (Banten Utara) yang dipimpin oleh Pangeran Suramenggala;</li>
<li>Kabupaten Banten Kulon (Banten Barat) diperintah oleh Tubagus Hayudin;</li>
<li>Kabupaten Banten Tengah yang diperintah oleh Tubagus Ramlan; dan</li>
<li>Kabupaten Banten Kidul (Banten Selatan) yang diperintah oleh Tumenggung Suradilaga.</li>
</ol>
<span style="font-size: xx-small;">rewrite from http://humaspdg.wordpress.com/2010/04/20/catatan-sejarah-kesultanan-banten/ </span><br />
<ol style="text-align: justify;">
</ol>Hendihttp://www.blogger.com/profile/14437913732360579390noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5303490619757152226.post-43770656256967720252012-05-25T10:24:00.001+07:002012-05-25T10:29:55.272+07:00SEJARAH BANTEN<h2>
</h2>
<span style="font-size: small;"><br /></span><br />
<span style="font-size: small;"><i>Saduran Bebas dari buku “THE SULTANATE OF BANTEN by Claude Guillot, Hasan M. Ambary and Jacques Dumarçay, Gramedia 1990”</i></span><br />
<span style="font-size: small;"><b>ASAL MUASAL</b></span><br />
<span style="font-size: small;"><br /></span><br />
<span style="font-size: small;"><a href="http://www.iai-banten.org/wp-content/uploads/2008/02/peta-banten.jpg" title="peta-banten.jpg"><img alt="peta-banten.jpg" src="http://www.iai-banten.org/wp-content/uploads/2008/02/peta-banten.jpg" /></a></span><br />
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Tidak banyak yang diketahui mengenai sejarah dari bagian terbarat pulau
Jawa ini, terutama pada masa sebelum masuknya Islam. Keberadaanya
sedikit dihubungkan dengan masa kejayaan maritim Kerajaan Sriwijaya,
yang menguasai Selat Sunda, yang menghubungkan pulau Jawa dan Sumatera.
Dan juga dikaitkan dengan keberadaan Kerajaan Sunda Pajajaran, yang
berdiri pada abad ke 14 dengan ibukotanya Pakuan yang berlokasi di dekat
kota Bogor sekarang ini. Berdasarkan catatan, Kerajaan ini mempunyai
dua pelabuhan utama, Pelabuhan Kalapa, yang sekarang dikenal sebagai
Jakarta, dan Pelabuhan Banten.</span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Dari beberapa data mengenai Banten yang tersisa, dapat diketahui,
lokasi awal dari Banten tidak berada di pesisir pantai, melainkan
sekitar 10 Kilometer masuk ke daratan, di tepi sungai Cibanten, di
bagian selatan dari Kota Serang sekarang ini. Wilayah ini dikenal dengan
nama “Banten Girang” atau Banten di atas sungai, nama ini diberikan
berdasarkan posisi geografisnya. Kemungkinan besar, kurangnya
dokumentasi mengenai Banten, dikarenakan posisi Banten sebagai pelabuhan
yang penting dan strategis di Nusantara, baru berlangsung setelah
masuknya Dinasti Islam di permulaan abad ke 16.</span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><a href="http://www.iai-banten.org/wp-content/uploads/2008/02/peta-banten-2.jpg" title="peta-banten-2.jpg"><img alt="peta-banten-2.jpg" src="http://www.iai-banten.org/wp-content/uploads/2008/02/peta-banten-2.jpg" /></a></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><i>Peta Lokasi Banten Girang</i></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Penelitian yang dilakukan di lokasi Banten Girang di tahun 1988 pada
program Ekskavasi Franco – Indonesia, berhasil menemukan titik terang
akan sejarah Banten. Walaupun dengan keterbatasan penelitian, namun
banyak bukti baru yang ditemukan. Sekaligus dapat dipastikan bahwa
keberadaan Banten ternyata jauh lebih awal dari perkiraan semula dengan
ditemukannya bukti baru bahwa Banten sudah ada di awal abad ke 11 – 12
Masehi. Banten pada masa itu sudah merupakan kawasan pemukiman yang
penting yang ditandai dengan telah dikelilingi oleh benteng pertahanan
dan didukung oleh berbagai pengrajin mulai dari pembuat kain, keramik,
pengrajin besi, tembaga, perhiasan emas dan manik manik kaca. Mata uang
logam (koin) sudah digunakan sebagai alat pembayaran, dan hubungan
internasional sudah terjalin dengan China, Semenanjung Indochina, dan
beberapa kawasan di India.</span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><a href="http://www.iai-banten.org/wp-content/uploads/2008/02/banten-girang1.jpg" title="banten-girang1.jpg"><img alt="banten-girang1.jpg" src="http://www.iai-banten.org/wp-content/uploads/2008/02/banten-girang1.jpg" /></a></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><i>Lokasi Banten Girang</i></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><a href="http://www.iai-banten.org/wp-content/uploads/2008/02/banten-girang2.jpg" title="banten-girang2.jpg"><img alt="banten-girang2.jpg" src="http://www.iai-banten.org/wp-content/uploads/2008/02/banten-girang2.jpg" /></a></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><i>Banten Girang : Pertapaan yang diukir di dalam bukit batu</i></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Secara nyata, tidak ada keputusan final yang dapat diambil sebelum
penelitian dilakukan lebih lanjut, tapi dapat dipastikan bahwa
keberadaan Banten sudah berlangsung sangat lama dan teori bahwa
keberadaannya dimulai pada saat terbentuknya Kerajaan Islam di Banten,
tidak lagi dapat dipertahankan.</span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Bangsa Portugis telah mendokumentasikan keberadaan Banten dan
sekitarnya pada awal abad ke 16, kurang lebih 15 tahun sebelum Kerajaan
Islam Banten terbentuk.</span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Setelah menguasai Malaka pada tahun 1511, bangsa Portugis memulai
perdagangan dengan bangsa Sunda. Ketertarikan utama mereka adalah pada
Lada yang banyak terdapat di kedua sisi Selat Sunda. Bangsa Cina juga
sangat berminat pada jenis rempah rempah ini, dan kapal Jung mereka
telah berlayar ke pelabuhan Sunda setiap tahunnya untuk membeli lada.
Walaupun Kerajaan Pajajaran masih berdiri, namun kekuasaannya mulai
menyusut. Kelemahan ini tidak luput dari perhatian Kerajaan Islam Demak.
Beberapa dekade sebelumnya Kerajaan Demak telah menguasai bagian timur
pulau Jawa dan pada saat itu bermaksud untuk juga menguasai pelabuhan
Sunda. Masyarakat Sunda, memandang serius ekspansi Islam, melihat makin
berkembangnya komunitas ulama dan pedagang Islam yang semakin memiliki
peranan penting di kota pelabuhan “Hindu”.</span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Menghadapi ancaman ini, Otoritas Banten, baik atas inisiatifnya
sendiri maupun atas seizin Pakuan, memohon kepada bangsa Portugis di
Malaka, yang telah berulangkali datang berniaga ke Banten. Di mata
otoritas Banten, bangsa Portugis menawarkan perlindungan ganda; bangsa
Portugis sangat anti Islam, dan armada lautnya sangat kuat dan
menguasai perairan di sekitar Banten. Banten, di sisi lain, dapat
menawarkan komoditas lada bagi Portugis. Negosiasi ini di mulai tahun
1521 Masehi.</span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Tahun 1522 Masehi, Portugis di Malaka, yang sadar akan pentingnya
urusan ini, mengirim utusan ke Banten, yang dipimpin oleh Henrique Leme.
Perjanjian dibuat antara kedua belah pihak, sebagai ganti dari
perlindungan yang diberikan, Portugis akan diberikan akses tak terbatas
untuk persediaan lada, dan diperkenankan untuk membangun benteng di
pesisir dekat Tangerang. Kemurah hatian yang sangat tinggi ini menggaris
bawahi tingginya tingkat kesulitan yang dihadapi Banten. Pemilihan
pembuatan benteng di daerah Tangerang tidak diragukan lagi untuk dua
alasan : yang pertama, agar Portugis dapat menahan kapal yang berlayar
dari Demak, dan yang kedua untuk menahan agar armada Portugis yang
sangat kuat pada saat itu, tidak terlalu dekat dengan kota Banten.
Aplikasi dari perjanjian ini adalah adanya kesepakatan kekuasaan yang
tak terbatas bagi Portugis. Lima tahun yang panjang berlalu, sebelum
akhirnya armada Portugis tiba di pesisir Banten, di bawah pimpinan
Francisco de Sá, yang bertanggungjawab akan pembangunan benteng.</span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Sementara itu, situasi politik telah sangat berubah dan sehingga
armada Portugis gagal untuk merapat ke daratan. Seorang ulama yang
sekarang dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati, penduduk asli Pasai,
bagian utara Sumatera setelah tinggal beberapa lama di Mekah dan Demak,
pada saat itu telah menetap di Banten Girang, dengan tujuan utama untuk
menyebarkan ajaran agama Islam. Walaupun pada awalnya kedatangannya
diterima dengan baik oleh pihak otoriti, akan tetapi Ia tetap meminta
Demak mengirimkan pasukan untuk menguasai Banten ketika Ia menilai
waktunya tepat. Dan adalah puteranya, Hasanudin, yang memimpin operasi
militer di Banten. Islam mengambil alih kekuasaan pada tahun 1527 M
bertepatan dengan datangnya armada Portugis. Sadar akan adanya
perjanjian antara Portugis dengan penguasa sebelumnya, Islam mencegah
siapapun</span><span style="font-size: small;"> untuk merapat ke Banten. Kelihatannya Kaum Muslim menguasai
secara serempak kedua pelabuhan utama Sunda, yaitu Kalapa dan Banten,
penguasaan yang tidak lagi dapat ditolak oleh Pakuan.</span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Sebagaimana telah sebelumnya dilakukan di Jawa Tengah, Kaum Muslim,
sekarang merupakan kelas sosial baru, yang memegang kekuasaan politik di
Banten, dimana sebelumnya juga telah memegang kekuasaan ekonomi. Putera
Sunan Gunung Jati, Hasanudin dinobatkan sebagai Sultan Banten oleh
Sultan Demak, yang juga menikahkan adiknya dengan Hasanudin. Dengan itu,
sebuah dinasti baru telah terbentuk pada saat yang sama kerajaan yang
baru didirikan. Dan Banten dipilih sebagai ibukota Kerajaan baru
tersebut</span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><i>SEJARAH KESULTANAN BANTEN</i></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Kesultanan
Banten berawal ketika Kesultanan Demak memperluas pengaruhnya ke daerah
barat. Pada tahun 1524/1525, Sunan Gunung Jati bersama pasukan Demak
merebut pelabuhan Banten dari kerajaan Sunda, dan mendirikan Kesultanan
Banten yang berafiliasi ke Demak. Menurut sumber Portugis, sebelumnya
Banten merupakan salah satu pelabuhan Kerajaan Sunda selain pelabuhan
Pontang, Cigede, Tamgara (Tangerang), Sunda Kalapa dan Cimanuk.</span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /><span style="font-weight: bold;">Sejarah</span></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br />Anak
dari Sunan Gunung Jati (Hasanudin) menikah dengan seorang putri dari
Sultan Trenggono dan melahirkan dua orang anak. Anak yang pertama
bernama Maulana Yusuf. Sedangkan anak kedua menikah dengan anak dari
Ratu Kali Nyamat dan menjadi Penguasa Jepara.</span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br />Terjadi
perebutan kekuasaan setelah Maulana Yusuf wafat (1570). Pangeran Jepara
merasa berkuasa atas Kerajaan Banten daripada anak Maulana Yusuf yang
bernama Maulana Muhammad karena Maulana Muhammad masih terlalu muda.
Akhirnya Kerajaan Jepara menyerang Kerajaan Banten. Perang ini
dimenangkan oleh Kerajaan Banten karena dibantu oleh para ulama.</span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /><span style="font-weight: bold;">Puncak kejayaan</span></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br />Kerajaan
Banten mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Abu Fatah
Abdulfatah atau lebih dikenal dengan nama Sultan Ageng Tirtayasa. Saat
itu Pelabuhan Banten telah menjadi pelabuhan internasional sehingga
perekonomian Banten maju pesat. Wilayah kekuasaannya meliputi sisa
kerajaan Sunda yang tidak direbut kesultanan Mataram dan serta wilayah
yang sekarang menjadi provinsi Lampung. Piagam Bojong menunjukkan bahwa
tahun 1500 hingga 1800 Masehi Lampung dikuasai oleh kesultanan Banten.</span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /><span style="font-weight: bold;">Masa kekuasaan Sultan Haji</span></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br />Pada
jaman pemerintahan Sultan Haji, tepatnya pada 12 Maret 1682, wilayah
Lampung diserahkan kepada VOC. seperti tertera dalam surat Sultan Haji
kepada Mayor Issac de Saint Martin, Admiral kapal VOC di Batavia yang
sedang berlabuh di Banten. Surat itu kemudian dikuatkan dengan surat
perjanjian tanggal 22 Agustus 1682 yang membuat VOC memperoleh hak
monopoli perdagangan lada di Lampung.</span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /><span style="font-weight: bold;">Penghapusan kesultanan</span></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br />Kesultanan
Banten dihapuskan tahun 1813 oleh pemerintah kolonial Inggris. Pada
tahun itu, Sultan Muhamad Syafiuddin dilucuti dan dipaksa turun takhta
oleh Thomas Stamford Raffles. Tragedi ini menjadi klimaks dari
penghancuran Surasowan oleh Gubernur-Jenderal Belanda, Herman William
Daendels tahun 1808.</span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /><span style="font-weight: bold;">Sultan Ageng Tirtayasa</span></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br />Sultan
Ageng Tirtayasa (Banten, 1631 - 1692) adalah putra Sultan Abu al-Ma'ali
Ahmad yang menjadi Sultan Banten periode 1640-1650. Ketika kecil, ia
bergelar Pangeran Surya. Ketika ayahnya wafat, ia diangkat menjadi
Sultan Muda yang bergelar Pangeran Ratu atau Pangeran Dipati. Setelah
kakeknya meninggal dunia, ia diangkat sebagai sultan dengan gelar Sultan
Abdul Fathi Abdul Fattah. Nama Sultan Ageng Tirtayasa berasal ketika ia
mendirikan keraton baru di dusun Tirtayasa (terletak di Kabupaten
Serang). Ia dimakamkan di Mesjid Banten.</span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /><span style="font-weight: bold;">Riwayat Perjuangan</span></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br />Sultan
Ageng Tirtayasa berkuasa di Kesultanan Banten pada periode 1651 - 1682.
Ia memimpin banyak perlawanan terhadap Belanda. Masa itu, VOC
menerapkan perjanjian monopoli perdagangan yang merugikan Kesultanan
Banten. Kemudian Tirtayasa menolak perjanjian ini dan menjadikan Banten
sebagai pelabuhan terbuka.</span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br />Saat
itu, Sultan Ageng Tirtayasa ingin mewujudkan Banten sebagai kerajaan
Islam terbesar. Di bidang ekonomi, Tirtayasa berusaha meningkatkan
kesejahteraan rakyat dengan membuka sawah-sawah baru dan mengembangkan
irigasi. Di bidang keagamaan, ia mengangkat Syekh Yusuf sebagai mufti
kerajaan dan penasehat sultan.</span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br />Ketika
terjadi sengketa antara kedua putranya, Sultan Haji dan Pangeran
Purbaya, Belanda ikut campur dengan bersekutu dengan Sultan Haji untuk
menyingkirkan Sultan Ageng Tirtayasa. Saat Tirtayasa mengepung pasukan
Sultan Haji di Sorosowan (Banten), Belanda membantu Sultan Haji dengan
mengirim pasukan yang dipimpin oleh Kapten Tack dan de Saint Martin.</span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-weight: bold;">Daftar pemimpin Kesultanan Banten</span></span></div>
<div style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><br /></span></div>
<ul style="font-family: Verdana,sans-serif;">
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> Sunan Gunung Jati</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> Sultan Maulana Hasanudin 1552 - 1570</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> Maulana Yusuf 1570 - 1580</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> Maulana Muhammad 1585 - 1590</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">
Sultan Abdul Mufahir Mahmud Abdul Kadir 1605 - 1640 (dianugerahi
gelar tersebut pada tahun 1048 H (1638) oleh Syarif Zaid, Syarif Makkah
saat itu.)</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad 1640 - 1650</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> Sultan Ageng Tirtayasa 1651-1680</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> Sultan Abdul Kahar (Sultan Haji) 1683 - 1687</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> Abdul Fadhl / Sultan Yahya (1687-1690)</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> Abul Mahasin Zainul Abidin (1690-1733)</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> Muhammad Syifa Zainul Ar / Sultan Arifin (1750-1752)</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> Muhammad Wasi Zainifin (1733-1750)</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> Syarifuddin Artu Wakilul Alimin (1752-1753)</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> Muhammad Arif Zainul Asyikin (1753-1773)</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> Abul Mafakir Muhammad Aliyuddin (1773-1799)</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> Muhyiddin Zainush Sholihin (1799-1801)</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> Muhammad Ishaq Zainul Muttaqin (1801-1802)</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> Wakil Pangeran Natawijaya (1802-1803)</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> Aliyuddin II (1803-1808)</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> Wakil Pangeran Suramanggala (1808-1809)</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> Muhammad Syafiuddin (1809-1813)</span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> Muhammad Rafiuddin (1813-1820)</span></li>
</ul>
<span style="font-size: small;"><br /><span style="font-style: italic;"><span style="font-family: verdana;">sumber: </span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-family: verdana;">wikipedia</span></span></span><br />
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-family: verdana;"><span style="font-size: small;">http://www.iai-banten.org/2008/02/28</span>/sejarah-banten-bagian-1/ </span></span></span></div>Hendihttp://www.blogger.com/profile/14437913732360579390noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5303490619757152226.post-40586549205027485342012-04-21T00:51:00.001+07:002012-04-21T00:51:58.399+07:00Sunrise<div style="text-align: justify;">
Udah lama ga setor foto dan tulisan nih..</div>
<div style="text-align: justify;">
bangun pagi sekitar jam 5an, shalat subuh terus keluar rumah. udara dingin banget karena sepertinya akan turun hujan.. tapi ternyata melihat ke sisi sebelah timur terlihat ada pemandangan yang cukup keren, tanpa pikir panjang lagi udah aja langsung masuk kekamar ambil kamera dan langsung aja bidik atur sana-sini dan shot, panorama pagi hari yang berwarna kemerahan gradasi biru pun terbingkai dalam kamera.. hehehe..</div>
<div style="text-align: justify;">
ini dia hasiknya...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-Z45Ro0ASk_M/T5GhlYLEWpI/AAAAAAAAAOg/QZ2_C22uwzY/s1600/DSC_4957-2+copy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="http://4.bp.blogspot.com/-Z45Ro0ASk_M/T5GhlYLEWpI/AAAAAAAAAOg/QZ2_C22uwzY/s320/DSC_4957-2+copy.jpg" width="185" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-04GaDOYijZE/T5GhoCXp2XI/AAAAAAAAAOo/panLCp3mB-M/s1600/DSC_4963-2+copy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="154" src="http://1.bp.blogspot.com/-04GaDOYijZE/T5GhoCXp2XI/AAAAAAAAAOo/panLCp3mB-M/s320/DSC_4963-2+copy.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>Hendihttp://www.blogger.com/profile/14437913732360579390noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5303490619757152226.post-50249025742416757302012-02-16T23:02:00.004+07:002012-02-16T23:17:10.463+07:00MMCB hadir dalam acara PT. MS Kemakmuran yang bertajuk "Beri Makna Cinta Bersama Honda"<div style="text-align: justify;">Selasa, 14 Februari 2012, PT. Mitra Sendang Kemakmuran (MSK) selaku main dealer Honda Banten mengadakan temu komunitas dan club motor Honda Banten. Dengan tema "Beri Makna Cinta Bersama Honda" acara ini di selenggarakan dalam rangka memeriahkan suasana malam Valentine dengan mengadakan live music performance yang bertempat di halaman MSK. Acara ini dihadiri oleh seluruh komunitas dan club motor Honda yang ada di Banten tidak terkecuali club motor dari pabrikan lain yang antusias ingin menyaksikan pagelaran musik tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Megapro Motor Club Banten (MMCB) yang merupakan salah satu anggota Paguyuban Honda Banten (PHB) pun turut andil dalam acara tersebut. antusias mereka di tujukan dengan mengikuti beberapa games yang di suguhkan.dalam acara tersebut. "Dengan menikmati acara tersebut, kami dapat menghibur diri dari segala macam kesibukan dan pekerjaan sehari-hari" ujar salah satu anggotanya. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mudah-mudahan MSK selaku main diealer Honda Banten dapat menyajikan hiburan-hiburan yang lebih menarik lainnya. mengingat pengguna motor Honda yang begitu banyak di masyarakat Banten kota Serang khususnya.Dan MMCB yang merupakan salah satu Club Motor Honda terbesar di banten dapat selalu eksis menghadiri event-event yang di selenggarakan oleh PT. MS Kemakmuran.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-AgrkMkcV43Y/Tz0mKqf_KAI/AAAAAAAAAOE/jBb99BmQfcM/s1600/DSC_4658.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="223" src="http://1.bp.blogspot.com/-AgrkMkcV43Y/Tz0mKqf_KAI/AAAAAAAAAOE/jBb99BmQfcM/s320/DSC_4658.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-VHUPsM5ET2E/Tz0mDkM_abI/AAAAAAAAAN8/lARses1Ch18/s1600/DSC_4657.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="216" src="http://2.bp.blogspot.com/-VHUPsM5ET2E/Tz0mDkM_abI/AAAAAAAAAN8/lARses1Ch18/s320/DSC_4657.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-9-JcaaS-0T8/Tz0mWgfvZ3I/AAAAAAAAAOM/SruRMpONLbc/s1600/DSC_4661.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="219" src="http://3.bp.blogspot.com/-9-JcaaS-0T8/Tz0mWgfvZ3I/AAAAAAAAAOM/SruRMpONLbc/s320/DSC_4661.jpg" width="320" /></a></div>Hendihttp://www.blogger.com/profile/14437913732360579390noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5303490619757152226.post-7843935462232677342012-02-11T15:00:00.001+07:002012-02-11T15:05:03.089+07:00Megapro Motor Club Banten<div style="text-align: justify;">MMCB adalah sebuah organisasi sosial yg terbentuk PADA TANGGAL 28 AGUSTUS 2002 berdasarkan kesamaan hobi, motor dan domosili pada saat itu. setelah terkumpul skitar 6 angota pd saat itu skitar2x malam minggu berturut turut,kami mencari dan mencari pengendara mega pro ahirya di minggu ke tiga ketemu 1 lg calon anggota yaitu bro anton gondes yg kebetulan adalah ketum mmcb yang ke 1 .kemudian di malam minggu ke 4 kami bertambah lg beberapa anggota alhamdulillah kekuatan kami semakin besar dan akhirnya kami bentuk satu buah organisasi sosial yang di beri nama (bmc) banten mega club setelah berumur 2 minggu dengan pertimbangan alasan politik dan situasi ahirya di gantilah nama jadi (mcb) atau mega club banten lg lg trbentur alasan politik dan situasi pd saat itu maka di gantilah lg nama menjadi ( MMCB ) MOTOR MEGAPRO CLUB BANTEN ALHAMDULILLAH NAMA ini sempat tenar di udara atau di dunia persilatan tetapi karena alasan bnyak kritikan dan masukan untuk penyempurnaan nama maka terahir sampai saat ini abadi menjadi ( MMCB ) atau Megapro Motor Club Banten pada saat itu nama mmcb berkibar abadi di bawah kepemimpinan bro laidin lubis sktaar 150 angota ter rekrut pd saat itu.setelah masa jabatan pak bro ladin habis maka di periode berikutnya giliran bro moerdiono yang di angkat jd ketum oleh rekan rekan alhamdulillah mmcb sempat mati suri di bawah kepemimpinan di periode ini dimana sebagai ketua harian yang mesti mengcover semua tanggung jawab ketum meskipun tidak sepenuhnya mampu di jalani,setelah api sedikit berkobar kembali dengan terseok seok MMCB mencoba bangkit,bertambahlah angota satu persatu tumbuh lg dr cikande dr serang dan ahirya bertambah lumayan banyak lg skitar 15 angota baru terlantik di periode ini bro iton dan ketum yang sekarang. itulah sekelumit perjalanan sejarah berdirinya MMCB.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">PROFIL MMCB<br />
HARI JADI : 28 AGUSTUS 2002<br />
KETUA UMUM : DRS. KARTONO<br />
SEKERTARIAT<br />
JLN. RAYA JAKARTA KM. 9,5 KP. KUARON RT. 01/01<br />
CIRUAS SERANG – BANTEN<br />
TEMPAT KOPDAR :<br />
~ ZONA CIKANDE : ~ DEPAN PT. NIKOMAS<br />
~ DARI JAM 20.00WIB S/D SELESAI<br />
~ ZONA SERANG : ~ CICERI ( POM BENSIN CICERI )<br />
~ ZONA CILEGON : ~ HOTEL REGENT CILEGON<br />
</div><div style="text-align: justify;"># WEBSITE</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">http://www.bantenmegapro.wordpress.com</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">http://www.megaproserang.blogspot.com</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">http://www.bantenmegapro.org</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">SYARAT KEANGGOTAAN:</div><div style="text-align: justify;"></div><ol style="text-align: justify;"><li>CALON ANGGOTA HARUS SUDAH BERUMUR 18 TAHUN KE ATAS DAN MEMILIKI SIM C</li>
<li>MEMBAYAR UANG PENDAFTARAN BAIK YANG BERSIFAT SUKARELA / WAJIB YANG SUDAH DI ATUR OLEH ANGGARAN DASAR RUMAH TANGGA MMCB</li>
<li>MEMPUNYAI MOTOR MEGAPRO</li>
<li>TIDAK TERLIBAT KEGIATAN KRIMINAL,TIDAK MENGKONSUMSI OBAT-OBATAN TERLARANG/NARKOBA</li>
</ol><span style="font-size: xx-small;"><i>#sumber: http://www.bantenmegapro.wordpress.co</i>m</span><br />
<ol style="text-align: justify;"></ol><div style="text-align: justify;">ada nih beberapa foto dokumentasi kegiatan MMCB, cekibrottt:</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-KClv2iQRSBw/TzYOM8bgUiI/AAAAAAAAAMk/9sSRoQKsugU/s1600/mmcb+%2811%29.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="218" src="http://1.bp.blogspot.com/-KClv2iQRSBw/TzYOM8bgUiI/AAAAAAAAAMk/9sSRoQKsugU/s320/mmcb+%2811%29.JPG" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-5fxPfYJ6NvY/TzYPzhOFnGI/AAAAAAAAANc/H06qQ4hWvjY/s1600/mmcb+%25288%2529.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="218" src="http://2.bp.blogspot.com/-5fxPfYJ6NvY/TzYPzhOFnGI/AAAAAAAAANc/H06qQ4hWvjY/s320/mmcb+%25288%2529.JPG" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-heUkJNIUQJA/TzYPj7p9wRI/AAAAAAAAANU/F3OAQ6Bp6Rk/s1600/mmcb+%25287%2529.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="218" src="http://4.bp.blogspot.com/-heUkJNIUQJA/TzYPj7p9wRI/AAAAAAAAANU/F3OAQ6Bp6Rk/s320/mmcb+%25287%2529.JPG" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-dSdJSushiPs/TzYN8Mzg5ZI/AAAAAAAAAMc/8QPVT6J-TDQ/s1600/mmcb+%252810%2529.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="218" src="http://2.bp.blogspot.com/-dSdJSushiPs/TzYN8Mzg5ZI/AAAAAAAAAMc/8QPVT6J-TDQ/s320/mmcb+%252810%2529.JPG" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-rbOQEYfyT00/TzYRbMW7eiI/AAAAAAAAANs/J14RGXIS-Y8/s1600/mmcb.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="242" src="http://1.bp.blogspot.com/-rbOQEYfyT00/TzYRbMW7eiI/AAAAAAAAANs/J14RGXIS-Y8/s320/mmcb.JPG" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-UltvSBrdZDw/TzYO5vbYMDI/AAAAAAAAAM8/Z9g0e_K1PAA/s1600/mmcb+%25284%2529.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="218" src="http://1.bp.blogspot.com/-UltvSBrdZDw/TzYO5vbYMDI/AAAAAAAAAM8/Z9g0e_K1PAA/s320/mmcb+%25284%2529.JPG" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-lkf_lpgCdWU/TzYPGTu31HI/AAAAAAAAANE/qfxDNE0kl4U/s1600/mmcb+%25285%2529.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="218" src="http://1.bp.blogspot.com/-lkf_lpgCdWU/TzYPGTu31HI/AAAAAAAAANE/qfxDNE0kl4U/s320/mmcb+%25285%2529.JPG" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"> Selalu utamakan safety riding sebelum melakukan touring. Pengecekan personil dilakukan agar perjalanan aman dan teratur. sehingga selamat sampai tujuan.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-CkY-wKcLo80/TzYOq2WmcXI/AAAAAAAAAM0/TCotK4l11L8/s1600/mmcb+%25283%2529.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="218" src="http://4.bp.blogspot.com/-CkY-wKcLo80/TzYOq2WmcXI/AAAAAAAAAM0/TCotK4l11L8/s320/mmcb+%25283%2529.JPG" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"> Pelepasan anggota AMI Jabar wilayah Lampung. Dilepas langsung oleh Ketua Umum MMCB. Mereka akan kembali setelah menghadiri MUSDA AMI JABAR Ke-3 yang dilakukan di Pantai Anyer.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-zdZZkWG1IhY/TzYPbLWcEfI/AAAAAAAAANM/f4oZqfZR50s/s1600/mmcb+%25286%2529.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="218" src="http://1.bp.blogspot.com/-zdZZkWG1IhY/TzYPbLWcEfI/AAAAAAAAANM/f4oZqfZR50s/s320/mmcb+%25286%2529.JPG" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-Jyc1D8C6mLE/TzYRCPsYVHI/AAAAAAAAANk/beaFIlewMro/s1600/mmcb+%25289%2529.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://1.bp.blogspot.com/-Jyc1D8C6mLE/TzYRCPsYVHI/AAAAAAAAANk/beaFIlewMro/s320/mmcb+%25289%2529.JPG" width="216" /></a></div><div style="text-align: justify;"> Ketua Umum MMCB Bro Kartono. Bro yang satu ini selalu eksis di setiap kegiatan, seperti kata pepatah <i>tua-tua keladi, makin tua makin jadi,</i> mungkin kalimat ini lah yang pantas di sematkan untuk beliau yang telah mengurus organisasi ini sampai dengan saat ini. Tanpa merasa lelah mengayomi para anggotanya.. <i>Bravo Pak Kartono!!!</i>.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-1e9wQxW-aco/TzYNuRojy3I/AAAAAAAAAMU/ml0uT5opr4k/s1600/mmcb+%25281%2529.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="241" src="http://1.bp.blogspot.com/-1e9wQxW-aco/TzYNuRojy3I/AAAAAAAAAMU/ml0uT5opr4k/s320/mmcb+%25281%2529.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"> Kunjungan ke AHM Cikarang. melihat proses perakitan motor Honda.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-oxYhPfNFmy0/TzYObn1LQgI/AAAAAAAAAMs/P235hdK71PY/s1600/mmcb+%25282%2529.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="242" src="http://4.bp.blogspot.com/-oxYhPfNFmy0/TzYObn1LQgI/AAAAAAAAAMs/P235hdK71PY/s320/mmcb+%25282%2529.JPG" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kegiata penggalangan dana untuk korban gempa d jawa barat. Solidaritas yang tinggi terhadap sesama perlu di acungkan jempol. </div>Hendihttp://www.blogger.com/profile/14437913732360579390noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5303490619757152226.post-60148010260780283062012-02-10T10:17:00.002+07:002012-02-10T10:27:16.967+07:00Djong Bantam Photography<div style="text-align: justify;">DBP adalah komunitas fotografi yang mengutamakan kebersamaan dan kreativitas. Kami membebaskan pecinta foto dan penikmat foto untuk bergabung bersama kami. Tidak hanya pangguna kamera SLR kami juga kamera saku maupun kamera handphone pun bisa bergabung. Bahkan dari kalangan videografi pun telah bergabung dengan kami. Berlokasi di Serang tempat kopdar kami di samping pintu selatan alun-alun barat Serang tepatnya jalan Ki Mas Jong.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-1qe-S65pEC4/TzSCPjpicGI/AAAAAAAAALU/a6e4RXkcRfM/s1600/DBP3.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="220" src="http://1.bp.blogspot.com/-1qe-S65pEC4/TzSCPjpicGI/AAAAAAAAALU/a6e4RXkcRfM/s320/DBP3.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;">Duduk melantai sambil ngopi-ngopi mempererat tali persaudaraan, sambil tukar pikiran.. sambil mikir next hunting objeknya apa yahh... hehehe.. </div><div style="text-align: justify;"><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-rUIpys1jbys/TzSCkPboi2I/AAAAAAAAAL0/0_fVTLByTjA/s1600/DBP7.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="http://1.bp.blogspot.com/-rUIpys1jbys/TzSCkPboi2I/AAAAAAAAAL0/0_fVTLByTjA/s320/DBP7.jpg" width="320" /></a></div> Foto bersama DBP dengan modelnya..<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-tYXf61aT_Ls/TzSD6xGcQLI/AAAAAAAAAMM/f2gGOD55Z3g/s1600/DSC_5419.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="218" src="http://2.bp.blogspot.com/-tYXf61aT_Ls/TzSD6xGcQLI/AAAAAAAAAMM/f2gGOD55Z3g/s320/DSC_5419.jpg" width="320" /></a><a href="http://3.bp.blogspot.com/-Ud5pPv9lq-g/TzSCqM3saAI/AAAAAAAAAL8/YA-Okuh1El8/s1600/DBP8.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="224" src="http://3.bp.blogspot.com/-Ud5pPv9lq-g/TzSCqM3saAI/AAAAAAAAAL8/YA-Okuh1El8/s320/DBP8.jpg" width="320" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-3G81T617M0Q/TzSCW6HCU7I/AAAAAAAAALc/s70LjpMf12w/s1600/DBP4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> </a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-DcXhVBN5r6M/TzSB3gtdnpI/AAAAAAAAAK8/yq51LOJ3uo0/s1600/Copy+of+DSC_5977.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="286" src="http://4.bp.blogspot.com/-DcXhVBN5r6M/TzSB3gtdnpI/AAAAAAAAAK8/yq51LOJ3uo0/s320/Copy+of+DSC_5977.jpg" width="320" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-BI-Y7rtZE98/TzSCcQi5ccI/AAAAAAAAALk/KG6cxTjkNpw/s1600/DBP5.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="235" src="http://2.bp.blogspot.com/-BI-Y7rtZE98/TzSCcQi5ccI/AAAAAAAAALk/KG6cxTjkNpw/s320/DBP5.jpg" width="320" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-yeko8CL52Jg/TzSCAwNMJNI/AAAAAAAAALE/FGPnzYXEZT8/s1600/DBP.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="221" src="http://4.bp.blogspot.com/-yeko8CL52Jg/TzSCAwNMJNI/AAAAAAAAALE/FGPnzYXEZT8/s320/DBP.jpg" width="320" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-CqRwHqMPxew/TzSCh2wWGYI/AAAAAAAAALs/12bhXuyNf1w/s1600/DBP6.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="208" src="http://1.bp.blogspot.com/-CqRwHqMPxew/TzSCh2wWGYI/AAAAAAAAALs/12bhXuyNf1w/s320/DBP6.jpg" width="320" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-Un3dP1rnUCo/TzSCHsvcMeI/AAAAAAAAALM/qSjzqKz13ZU/s1600/DBP2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="221" src="http://1.bp.blogspot.com/-Un3dP1rnUCo/TzSCHsvcMeI/AAAAAAAAALM/qSjzqKz13ZU/s320/DBP2.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-3G81T617M0Q/TzSCW6HCU7I/AAAAAAAAALc/s70LjpMf12w/s1600/DBP4.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="211" src="http://1.bp.blogspot.com/-3G81T617M0Q/TzSCW6HCU7I/AAAAAAAAALc/s70LjpMf12w/s320/DBP4.jpg" width="320" /></a>Foto bersama dengan komunita 0254BMX, komunitas BMX dar kota Serang</div>Hendihttp://www.blogger.com/profile/14437913732360579390noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5303490619757152226.post-55090093860317949692012-02-09T14:55:00.005+07:002012-02-09T19:54:10.935+07:00Pantai Sawarna<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-MA77JheRndo/TzNkyIOHXoI/AAAAAAAAAHc/T6CPnGV-34Q/s1600/Copy+of+DSC_3320-2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320px" src="http://2.bp.blogspot.com/-MA77JheRndo/TzNkyIOHXoI/AAAAAAAAAHc/T6CPnGV-34Q/s320/Copy+of+DSC_3320-2.jpg" width="218px" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-5wrSiLly0oE/TzNS-OYCigI/AAAAAAAAAHE/918H41_0is0/s1600/DSC_3356+copy.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="212px" src="http://3.bp.blogspot.com/-5wrSiLly0oE/TzNS-OYCigI/AAAAAAAAAHE/918H41_0is0/s320/DSC_3356+copy.jpg" width="320px" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-QYM5ns_q6Ko/TzOSWiwWDNI/AAAAAAAAAK0/61nWKIqXAa4/s1600/Copy+of+DSC_3376.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320px" src="http://1.bp.blogspot.com/-QYM5ns_q6Ko/TzOSWiwWDNI/AAAAAAAAAK0/61nWKIqXAa4/s320/Copy+of+DSC_3376.jpg" width="222px" /></a></div><div style="text-align: left;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-u1qiyB2O3wA/TzNTIHs5TOI/AAAAAAAAAHU/-6bD8aPLSZQ/s1600/DSC_3364+copy.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320px" src="http://2.bp.blogspot.com/-u1qiyB2O3wA/TzNTIHs5TOI/AAAAAAAAAHU/-6bD8aPLSZQ/s320/DSC_3364+copy.jpg" width="212px" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-awu1C8Jl9Og/TzNSRLymPbI/AAAAAAAAAG8/6Y9pyi6lCpY/s1600/DSC_3484+copy.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="212px" src="http://2.bp.blogspot.com/-awu1C8Jl9Og/TzNSRLymPbI/AAAAAAAAAG8/6Y9pyi6lCpY/s320/DSC_3484+copy.jpg" width="320px" /></a> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-uIwvhoJg9fI/TzNmcLzZRHI/AAAAAAAAAHs/AyKqHE3mu2g/s1600/Untitled-16.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213px" src="http://3.bp.blogspot.com/-uIwvhoJg9fI/TzNmcLzZRHI/AAAAAAAAAHs/AyKqHE3mu2g/s320/Untitled-16.jpg" width="320px" /></a> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">Sambil nunggu hujan reda ternyata dapet pelangi, foto di ambil dengan D7000 nya abang Firman +Tokina 11-16mm.. </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-4TLcpRhaV24/TzN3JH5UGJI/AAAAAAAAAIU/Yg7shl8MzqY/s1600/DSC_0888.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="219px" src="http://4.bp.blogspot.com/-4TLcpRhaV24/TzN3JH5UGJI/AAAAAAAAAIU/Yg7shl8MzqY/s320/DSC_0888.JPG" width="320px" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">Ini tempat penginapannya, walopun aga sedikit mahal pada saat itu karena kebetulan pas weekend dan mau natal dan penginapan yang lain sudah penuh.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-WHK9LpU0N2U/TzN3D8IjE_I/AAAAAAAAAIM/tlTa1XJCaFM/s1600/DSC_0882.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="219px" src="http://1.bp.blogspot.com/-WHK9LpU0N2U/TzN3D8IjE_I/AAAAAAAAAIM/tlTa1XJCaFM/s320/DSC_0882.jpg" width="320px" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-CoyXGJGi09Y/TzN4XPt090I/AAAAAAAAAIc/rZEabdEfMUY/s1600/_DSC0943.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="221px" src="http://2.bp.blogspot.com/-CoyXGJGi09Y/TzN4XPt090I/AAAAAAAAAIc/rZEabdEfMUY/s320/_DSC0943.JPG" width="320px" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-FFjmmvs-zj8/TzN28KPmyuI/AAAAAAAAAIE/BkuAY2NdIo8/s1600/Copy+of+_DSC1043.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="216px" src="http://3.bp.blogspot.com/-FFjmmvs-zj8/TzN28KPmyuI/AAAAAAAAAIE/BkuAY2NdIo8/s320/Copy+of+_DSC1043.jpg" width="320px" /></a></div><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-oLeBK4kcsgg/TzN4dcMzN5I/AAAAAAAAAIk/wkd8a5yREU8/s1600/_DSC1011.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="221px" src="http://4.bp.blogspot.com/-oLeBK4kcsgg/TzN4dcMzN5I/AAAAAAAAAIk/wkd8a5yREU8/s320/_DSC1011.JPG" width="320px" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"> Narsis dulu mumpung lagi di Tanjung Layar Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak - Banten</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><br />
</div>Hendihttp://www.blogger.com/profile/14437913732360579390noreply@blogger.com0